Postingan

Dunia Yang Menelan Namaku

Gambar
 Dunia Yang Menelan Namaku Karya Sabila Nurfaidah PENGANTAR Kirana bukan siapa-siapa. Ia hanyalah sebutir debu yang terseret angin, daun layu yang jatuh tanpa pernah ada yang peduli. Ia adalah bayangan yang bergerak di antara keramaian, tapi tak pernah benar-benar ada. Sejak kecil, ia diajarkan bahwa dunia hanya berpihak pada mereka yang bersinar—mereka yang lahir dengan keberuntungan yang mengalir dalam darahnya. Tapi Kirana? Ia bukan bintang, bukan kilauan emas yang dicari-cari orang. Ia hanyalah bayangan, eksistensi yang tak lebih dari sekadar angka dalam statistik manusia yang tak penting. Ia tumbuh, tubuhnya bertambah tinggi, tangannya semakin kuat, tetapi jiwanya? Jiwanya telah lama terkubur di bawah reruntuhan harapan yang dihancurkan oleh dunia. Setiap langkah yang ia ambil terasa seperti hukuman, setiap hembusan napasnya seperti pengingat bahwa ia tidak pernah benar-benar diinginkan. Dulu, Kirana percaya bahwa jika ia cukup pintar, cukup berusaha, cukup baik, maka dunia ak...

Cerpen Gubuk Terkutuk

Gambar
'Gubuk Terkutuk' Karya Sabila Nurfaidah Matahari mulai merayap naik, mengoyak kabut tipis yang menyelimuti desa. Kokok ayam bersahut-sahutan, bersatu dengan lantunan azan yang menggema dari menara masjid tua. Fathan menggeliat di atas kasur lusuhnya, matanya masih berat, tubuhnya enggan beranjak. Namun, bisikan iman lebih kuat dari rasa kantuk. Dengan gerakan malas, ia menyambar sarung dan pecinya, lalu melangkah keluar rumah. Angin subuh menusuk kulitnya seperti ribuan jarum es. "Astaga, kenapa dingin sekali hari ini?" gumamnya sambil menguap berulang kali. "Hei, Fathan!" terdengar suara Radi memanggil dari belakang. "Halo! Mau ke masjid?" Fathan menyapa. "Ya iyalah, emangnya mau kemana lagi?" Radi terkekeh. Ilham yang berjalan di sampingnya ikut tertawa. Setibanya di masjid, mereka mengambil wudhu, lalu bergabung dengan jamaah lainnya. Setelah sholat subuh, mereka mengikuti pengajian rutin bersama Bu Aisyah, guru mengaji yang telah mend...