Puisi Salahkah Aku Ingin Menjadi Seperti Dia?
Salahkah Aku Ingin Menjadi Seperti Dia?
Karya Sabila Nurfaidah
Aku ingin sepertinya
disambut senyum di mana pun ia melangkah,
dipandang dengan mata penuh kekaguman,
dipuji bahkan sebelum ia berkata,
seolah dunia diciptakan untuknya seorang.
Dia sempurna.
Parasnya seperti lukisan dewa,
kulitnya seperti porselen yang tak retak,
senyumnya seperti fajar yang selalu dinantikan,
tatapannya menenangkan, tutur katanya menawan.
Dia seperti musim semi yang tak pernah mati,
seperti bintang yang tak pernah redup.
Bahkan jika ia melakukan kesalahan,
dunia menutup mata dan memaafkannya,
karena baginya, segala hal bisa dimaklumi.
Sementara aku?
Aku hanyalah bayangan yang mengikutinya dari jauh,
bukan bunga, bukan bintang, bukan siapa-siapa.
Aku menggendong kepedihan seperti beban tak kasat mata,
tersenyum pun terasa seperti dosa,
karena mereka lebih suka melihatku jatuh.
Mereka menunggu kesalahanku,
sekecil apa pun, sepele apa pun,
agar mereka bisa merobekku lebih dalam.
Tiada kebencian untuknya,
tidak ada bisik-bisik tajam di belakangnya,
tidak ada jari-jari yang menudingnya salah.
Sedangkan aku?
Namaku lebih sering diucapkan sebagai hinaan,
keberadaanku hanya diingat untuk disalahkan.
Aku dicaci karena aku bukan dia.
Aku ditertawakan karena aku tak cukup indah.
Aku dibenci hanya karena aku ada.
Mereka menyusun cerita buruk tentangku,
menjahit fitnah dengan benang kebencian,
mengukir namaku di nisan penghinaan.
Aku dilempari kata-kata yang lebih tajam dari pisau,
dipaksa menelan hinaan sampai dadaku sesak,
dipukul dengan tatapan yang menganggapku tak pantas hidup.
Aku terjatuh, dan mereka tertawa.
Aku menangis, dan mereka bersorak.
Aku berusaha bangkit, dan mereka mendorongku kembali ke jurang.
Dia cantik, dan dunia memberinya tepuk tangan.
Aku tidak, dan dunia memperlakukanku seperti kesalahan.
Dia ramah, dan dipuji.
Aku tidak terlalu ramah, dan dicaci.
Dia baik, dan mereka berlomba-lomba mencintainya.
Aku tidak terlalu baik, dan mereka berlomba-lomba membenciku.
Maka apakah aku salah?
Salah ingin menjadi seperti dia?
Salah ingin tahu rasanya diterima tanpa syarat?
Salah berharap dunia memelukku,
setidaknya sekali saja,
tanpa terlebih dulu menghancurkanku?
Komentar
Posting Komentar